Assalamualaikum Beijing

Novel ini mengisahkan perjalanan hidup seorang wanita muslimah asal Indonesia, Asmara, yang tinggal di Cina. Sebelum menetap di Cina, Asmara menjalin hubungan asmara dengan Dewa selama empat tahun. Asmara sangat mempercayai Dewa dan berharap mereka akan segera menikah. Dukungan juga datang dari banyak pihak, termasuk sahabatnya, Sekar. Akhirnya, Dewa melamar Asmara dan mereka mulai mempersiapkan pernikahan.

Namun, kebahagiaan mereka tidak bertahan lama. Dewa secara sepihak membatalkan pernikahan mereka. Ternyata, Dewa telah menjalin hubungan terlarang dengan Anita, rekan kerjanya, dan harus bertanggung jawab dengan menikahi Anita yang sedang mengandung anaknya. Menghadapi kenyataan pahit ini, Asmara memutuskan untuk menerima proyek besar di kantornya dan pergi ke Beijing.

Di Beijing, Asmara secara tak sengaja bertemu dengan seorang pria Cina bernama Zhongwen. Zhongwen merasa tertarik pada Asmara dan mulai mencari tahu lebih banyak tentangnya. Pertemuan mereka terakhir kali terjadi di sebuah masjid di Cina, dan sejak saat itu mereka saling bertukar kontak dan menjalin persahabatan. Selama berkenalan dengan Asmara, Zhongwen banyak belajar tentang agama Islam. Ia akhirnya mendapatkan hidayah dan memutuskan untuk menjadi mualaf, meskipun harus merelakan hubungan dengan keluarganya.

Setelah proyek di Cina selesai, Asmara kembali ke Indonesia tanpa memberi kabar kepada Zhongwen. Namun, tidak lama setelah itu, Asmara didiagnosis menderita sindrom antibodi antifosfolipid, yang mengakibatkan rasa sakit luar biasa, serangan stroke, dan kesulitan bergerak hingga hampir buta. Dokter bahkan menyarankan agar ia tidak hamil dan melahirkan.

Sementara itu, Zhongwen yang telah jatuh cinta pada Asmara berusaha mencari tahu kabar tentangnya yang tiba-tiba menghilang. Dewa, di sisi lain, tidak pernah bisa melupakan Asmara dan merasa bersalah. Anita, yang tertekan, mencoba bunuh diri. Namun, Dewa tetap tidak mencintai Anita. Ia berusaha mendatangi rumah Asmara, tetapi semuanya sudah terlambat.