LORONG KEMATIAN
Jod Selovic mengerutkan kening ketika mendengar siaran radio, senja di bulan Juli 1995. Menteri Luar Negeri Inggris, Malcolm Rifkind, menegaskan bahwa Bosnia Herzegovina, kini dalam situasi aman dan damai. Ia menyatakan pasukan Serbia tak akan lagi melakukan penyerangan terhadap penduduk sipil. “Gila,” gerutu Jod Selovic. Diliriknya Dean Milovic, anak buahnya yang sedang asyik menimang emas […]
LELAKI SEMESTA
Akumenyebutnya lelaki semesta. Ialah kesejukan itu. Di matanya aku melihat telaga tempat segala berada, juga kebenaran. Kedua tangannya selalu terbuka untuk menyam- but dan menghibur mereka yang datang membawa duka. Bibirnya selalu tersenyum dan kau akan mendengar nada- nada indah setiap kali ia menyebut kuasa Illahi. Parasnya biasa namun kewibawaan terpancar dari keluasan hati dan […]
LELAKI KABUT DAN BONEKA
Lelaki itu tiada mempunyai wajah yang tetap, tetapi sebe- narnya ia ada. Ia selalu bersembunyi di balik rerimbunan kalimat yang dibuat di jalan-jalan sejarah. Ia mengamati la- ngit, bumi, matahari, rembulan, kepekatan dan darah dari balik gumpalan kabut yang diciptanya sendiri…. “Siapakah… lelaki… itu? Di… di… mana… dia?” Orang-orang bertanya-tanya. Mengeluarkan suara gagap dengan tubuh […]
KIVU BUKAVU
Sungguh, sudah lama sekali aku merindukan seruan itu. Seruan Hemingway, saat ia berteriak padaku; “Kivu, kaulah yang terindah!” Namun kini, adakah di dunia ini yang dapat merasakan kepedihanku? Kegetiran dalam riak biru gelombang dan hempasan angin malam? Sudah lama sekali aku berada di sini. Waktu begitu cepat berlalu. Abad demi abad, tahun, bulan dan hari […]
JURAGAN HAJI
Naik haji lagi?” Mata tua Mak Siti berbinar, sesaat mene- rawang. “Jadi sudah tiga kali ya, Bu Juragan?” Orang yang dipanggil Bu Juragan, majikannya yang beru- mur sekitar empat puluh tahun itu mengerutkan kening, lalu sambil menyungging senyum berkata, “Salah, Mak. Ini untuk yang keempat kalinya bagi saya dan kelima kalinya bagi suami saya. Dan […]
JARING-JARING MERAH
Apakah kehidupan itu? Cut Dini, temanku, selalu saja marah bila mendengar jawabanku: Hidup adalah cabikan luka. Serpihan tanpa makna. Hari-hari yang meranggas lara. Ya, sebab aku hanya bisa memendam amarah. Bukan, bu- kan pada rembulan yang mengikutiku saat ini atau pada gu- gusan bintang yang mengintai pedih dalam liang-liang diri. Tetapi karena aku tinggal sebatas […]
IDIS
Begitu senja. Jalan setapak di batas Batu Licin yang sejak tadi kususuri semakin gelap. Pepohonan dan daun-daun melambai berharap mentari sudi mengintip sebentar saja lagi, mengiringi langkahku yang entah ke mana ini. Kupercepat langkah. Setengah berlari kubawa gejolak tak menentu, buncahan duka, air mata yang membuat sungai ke- pedihan semakin panjang dalam diri. Perang! Perang! […]
HINGGA BATU BICARA
“Biarkan aku!” seru gadis itu sekali lagi sambil menatapku tajam. Aku memandangnya lama, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ini ketiga kalinya ia berada di tempat ini. Melaku- kan hal yang sangat tidak wajar. Ia bicara pada batu-batu! Ya, pada batu! Ia bisa tampak serius, lalu tiba-tiba tertawa atau menangis sendiri. Ia membelai batu-batu. Menggendongnya seperti […]
Cut VI
Aku ingin menjadi istrimu, tulis gadis itu. Kulipat kembali surat itu. Surat yang telah kusam karena telah terlalu sering kubaca. Bahkan aku masih hafal semua kalimat dalam kertas biru itu. Aku percaya pada apa yang kulakukan dan tak peduli bila terkesan aku yang melamarmu. Lagi pula apa salahnya meminta pria berbudi menjadi suami? Maka, Agam, […]
DARA HITAM
Perempuan itu tak pernah bisa memejamkan mata lagi. Ia tak ingin bertanya soal sebab. Ia tahu jawabannya. Beli- ung-beliung luka itu telah menancapi sekujur diri. Juga pada hati dan kelopak matanya. Ia tidak mengerti apakah semua patung jurong yang ditemuinya juga merasakan itu. Mungkin tidak, pikirnya lagi, sebab mereka terbuat dari kayu ulin yang selalu […]